Friday, 30 September 2016

Resepi Milkshake Milo

RESEPI MILKSHAKE MILO

Bahan-Bahan:
  1. Beberapa krtul ais (kalau boleh banyak)
  2. Satu setengah gelas air masak
  3. 5 sudu besar milo
  4. 4 sudu besar susu pekat manis (boleh uba)
Cara-Cara:
  • Masukkan milo,air,kopi dan susu.
  • Blande sampai sebati (nampak buih)
  • Masukkan ais (blander sampai hancur)

Resepi Kek Batik

RESEPI KEK BATIK 

Bahan-Bahan:
  1. 2 cawan milo
  2. 2 sudu besar srbuk koko
  3. 1/2 tin susu pekat manis
  4. 1 buku buttercup 
  5. 1 peket biskut marie
  6. i sudu kecil esen vanila
Langkah-Langkah Memasak 
  1. Cairkan butter dalam periuk. Apabila butter sudah cair masukkan susu pekat (api sedarhana)
  2. Masukkan milo dan serbuk koko ke dalam periuk. Gaul sehingga sebati. 
  3. Masukkan esen vanila ke dalam periuk. Padam api.
  4. Masukkan biskut yang telah dipatahkan ke dalam periuk dan gaul rata. (Boleh patah 4 atau 2 sahaja,jangan sampai hancur).
  5. Masukkan ke dalam bekas.
  6. Simpan ka dalam peti (4 jam)
   Selamat menikmati

Sunday, 8 May 2016

Pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

"Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila.. Uwais gila..." kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga."

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka'bah karena Rasullah SAW berpesan "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua."

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

CERITA KEHIDUPAN UWAIS AL QORNI

Pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”

Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena Ketika Uwais Al-Qarni Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal- hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia- manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Subhanallah


Xpress Asasi UPSR: Matematik

NOTA KOMPREHENSIF UPSR:
Nota dan penerangan disediakan dengan teliti dan dijelaskan dalam bentuk poin ringkas, menekankan topik-topik popular dan penting.

PRAKTIS BERFORMAT UPSR DAN KERTAS MODEL UPSR MULAI 2016:
Setiap soalan diolah mengikut format dan contoh Kertas UPSR mulai tahun 2016 yang diterbitkan oleh Lembaga Peperiksaan Malaysia (LPM).

JAWAPAN BERKUALITI:
Jawapan lengkap disediakan untuk murid membuat semakan bagi praktis dan kertas model.

===========================
Format: Paperback
Saiz: 5" x 7.5"
ISBN-13: 9789835981807
Tarikh Terbit: 2016
Jumlah Muka Surat: 176
Berat (Kg): 0.14          
Penulis: Sharon Teoh, Nor Afizah Abdul Rhapar
===========================


Monday, 21 March 2016

Berbingcang tentang penyakit kusta

Soalan 1
Anadaikan bahawa anda sedang berbual bual dengan dua orang rakan anda tentang penyakit kusta. Binlah dialog tersebut yang pangjangnya tidak kurang daripada 80 patah kata dan tidak melebihi 120 patah kata.

Rangka Karangan

1. Pendahuluan
  • Berbingcang tentang penyakit kusta
2. Isi-isi
  • Kusta merosakkan kulit dan daging manusia
  • Boleh dirawat di klinik atau hospital
  • Seminar tentangnya telah diadakan
  • Pesekit makin berkurangan di Negara ini
3. Penutup
  • Mereka tetap  manusia biasa
Karangan

Alissa          : Athirah boleh sya bertanya sesuatu kepada awak?
Athirah       : Ya, boleh. Apa salahnya, Alissa.
Alissa          : Saya ingin tahu tentang penyakit kusta.
Athirah       : Ooh!... penyakit kusta. Penyakit jenis ini boleh merosakkan daging manusia. Bahagian
                       anggota badan akan pecah dan bernanah.
Syahirah    : Eee... ngerinya !
Alissa         : Bagaimanakah cara-cara merawat penyakit ini ?
Athirah     : Penyakit ini dapat dirawat pada peringkat awal ia berjangkit. Pesakit boleh mendapatkan
                    rawatan di klinik-klinik atau hospital.
Syahirah   : Baru-baru ini seminar mengenai kusta taleh diadakan
Athirah     : Ya, dalam seminar itu kita dapati bahawa bilangan pesakit kusta semakin berkurangan.
Syahirah   : Memang benar. Tetapi masyarakat kita masih memandang serong terhadap bekas                            
                     Pesakit kusta.
Alissa        : Malang sungguh nasib mereka
Syahirah   : Pesakit kusta juga manusia biasa seperti kita.
Athirah     : Betul kata awak, Syahirah. 

Thursday, 10 March 2016

Rahsia Belajar Berkesan

Ada satu rahsia bagi menentukan sama ada kita dapat belajar dengan baik ataupun tidak pada suatu masa. Saya katakan perkara ini rahsia kerana ramai pelajar yang masih tertanya tanya dan tercari cari sebab mengapa pelajar A tadi lebih berkesan daripada pelajar B. Rahsianya adalah ;

~ Mida Yang Bersedia~
Apakah maksudnya ? 

Minda yang bersedia adalah minda yang  keadan paling baik menerima apa sahaja. Ia ibarat span yang sedia menyerap air . Ia umpama gelas kosong bersedia menerima air bagi dituang ke dalamnya. 

Bagi memahami maksud minda yang bersedia ini dengan lebih jelas, cuba lakukan arahan ringkas ini.

Cuba bayangkan seketika, pernahkah pada satu masa (tidak kira semasa sekolah rendah, menengah kolej ataupun universiti) , rasa begitu mudah dan seronok belajar. Ketika itu, apa yang dipelajari begitu mudah difahami. Ketika itu, rasanya seperti tidak mahu berhenti belajar. 

Kita tidak terasa penat dan bosan. Kita tenang dan gembira. Bolehkah ingat pengalaman itu? Jangan risau sekiranya tidak dapt fikirkan ataupun tidak dapat ingat serta merta. Cuba ingat perlahan lahan. Apa yang penting, kita dapat ingat semula perasaan dan pengalaman itu.

Sekiranya dapat fikirkannya, cuba nyatakan mengenai beberpa perkara ketika itu. 
  •  Pukul berapa? (Waktu)
  • Belajar di mana? (Tempat)
  • Suasana tempat itu? (Suasana)
Ada banyak faktor yang boleh menyumbang kepada `Minda Yang Bersedia`. Namun 3 faktor di atas adalah antara faktor faktor utama yang ingin saya bingcangkan di dalam tips ini. Foktor faktor ini adalah waktu, tempat, dan suasana . 

Saturday, 27 February 2016

AYAT PERINTAH

AYAT PERINTAH

Bermaksud memerintah seseorang berbuat sesuatu 

1. Terbahagi kepada dua iaitu 
    A. Ayat perintah aktif 
    B. Ayat perintah pasif

2. Berikut adalah contoh ayat perintah 
  1.    sila 
  2.    minta 
  3.    jemput 
  4.    harap 
  5.    jangan 
  6.    tolong
  7.    usah 
  8.    tidak usah 
3. Berikut adalah contoh ayat perintah 
  1. Tolong senyap .
  2. Jemput makan .
  3. Sila ke sana .
  4. Jangan diam sahaja .
  5. Usah benarkan dia keluar .
  6. Tak usah beri kepada dia .
  7. Minta tuan puan tunggu sebentar .
  8. Harap tuan dapat menjelaskan semuamya 
4. berikut adalah contoh ayat perintah yang mengandungi praktikel penegas - lah 

  1. Tak usahlah pergi .
  2. Tolonglah senyap .
  3. Jemputlah makan .
  4. Silakan ke sana encik .
  5. Mintalah tuan puan tunggu sebenar .